Quantcast
Channel: UD3d Rajo Bagindo
Viewing all 423 articles
Browse latest View live

SENSASI NASI JAMBAL

$
0
0
Suatu saat saya ada janji untuk ke rumah teman di Bogor, saya sengaja bawa keluarga karena kebetulan hari itu adalah hari Sabtu. Karena berangkatnya sekitar pukul 11.30, sudah tentu sampai di Bogor perut ini terasa lapar. Bingung mau makan dimana, keluar pintu tol Bogor saya belok kiri ke Jalan Raya Pakuan arah Tajur. Tiba-tiba ingat [...]

ASINAN DAN RUJAK SERUT MANADO

$
0
0
Baru sekali ini saya mencoba “Asinan Manado” yaitu daging buah pepaya setengah matang yang diiris tipis dan memanjang. Karena berasal dari Manado sudah pasti rasanya pedas, lihat saja warna airnya yang bening  tapi ada hiasan  cabe gilingnya (cabenya sengaja tidak digiling halus). Tapi benar-benar bikin segar sudare-sudare, apalagi kalau didinginkan…!!! O ya ada satu lagi [...]

GURAME TERBANG

$
0
0
Masih cerita tentang de’ Leuit Restaurant, yaitu Gurame Goreng Kering, petugas disini menyebutnya dengan “Gurame Terbang” yaitu ikan gurame yang digoreng kering diolah sedemikian rupa, sehingga waktu dihidangkan kelihatan seperti ikan gurame yang mau terbang, ada “sayap”-nya. Nah, untuk teman makannya paling enak dengan sambal kecap, yaitu cabe rawit dan bawang merah yang diiris dicampurkan [...]

FORMULIR DUKUNGAN ORANG TUA

$
0
0
Anak saya yang perempuan, Thalita (saat ini masih kelas 3 SD). Pada 12 Maret 2012 yang lalu (di akhir kelas 2 SD),  saya diminta sekolah untuk menandatangani Formulir Dukungan Orang Tua, yang isinya begini : Saya berjanji untuk menjaga kesehatan keluarga saya sehingga anak saya dapat memberikan yang terbaik di sekolah. Dengan ini bersama tandatangan [...]

JAKARTA – GORONTALO – JAKARTA

$
0
0
Hari itu saya berangkat pukul 5 pagi dari Jakarta menuju Gorontalo menggunakan penerbangan Lion Air, dengan biaya Rp 1,030.000,- untuk sekali penerbangan. Rencananya dari rumah naik taxi sekitar pukul 3 pagi, karena itu saya mengatur bel di handphone agar berbunyi pukul 2.10 pagi (meskipun baru bisa berangkat menuju bandara pukul 3.20 pagi). Karena dari rumahnya [...]

JAGUNG PULUT

$
0
0
Ini adalah tampilan Jagung Pulut atau Jagung Ketan rebus yang saya temui di sebuah warung pinggir jalan di Desa Ilopono, Kabupaten Limboto, Propinsi Gorontalo dalam  perjalanan menuju Danau Limboto. Jagung Pulut (Waxy Corn) adalah salah satu jenis jagung dengan rasa  pulut atau ketan, jadi agak lengket dan pulen ketika di rebus. Rasanya yang enak dan [...]

ABON IKAN ROA DAN CAKALANG

$
0
0
Minggu lalu, kami mendapat kiriman makanan khas Manado yaitu Abon Ikan Roa dan Abon Ikan Cakalang. Makanan ini diantar sendiri oleh adik ipar yang asli Manado. Karena waktu kami berkunjung ke rumahnya bulan yang lalu pada acara halal bi halal keluarga, masakan tersebut tidak tersedia. Karena itu mereka berjanji, suatu  saat akan mengantarkan Abon Ikan [...]

ABON GULUNG MANOKWARI

$
0
0
Nah, yang ini juga dikasih He3x ……. alhamdulillah beberapa kali dalam bulan ini kami dapat kiriman makanan khas dari beberapa daerah. Kalau yang ini merupakan kiriman dari Manokwari, Papua Barat, namanya Abon Gulung Hawai Bakery & Coffee Shop yang men-klaim bahwa product ini merupakan makanan ciri khas Manokwari. Abonnya ditaburi di bagian luar dan bagian [...]

SHALAT IDUL ADHA

$
0
0
Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban selalu mengingatkan saya tentang pengalaman yang tak terlupakan beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada 16 November 2010. Ketika saya harus tetap menjalankan tugas belajar di Australia National University (ANU) di Canberra, meskipun saat itu ummat Islam di dunia sedang melakukan Shalat Idul Adha (termasuk di Canberra). Tentu [...]

ROTI TANPA PENGAWET

$
0
0
Biasanya kalau saya ke Bogor pasti anak-anak minta dibawain “Roti Unyil Venus” yang seolah-olah sudah menjadi icon oleh-oleh dari Bogor, selain Asinan Buah/Sayur Bogor, atau Toge Goreng. Nah, beberapa waktu yang lalu, ketika ke Bogor lagi, saya dikenalkan oleh seorang teman dengan toko roti yang promosinya “tanpa bahan pengawet”. Namaya “Bakery dan Restoran Bogor Permai”, [...]

NAMA JALAN DI GORONTALO

$
0
0
Ketika ke Propinsi Gorontalo beberapa waktu yang lalu, saya melihat nama-nama jalan yang terasa asing di lidah dan telinga, tidak kita temui di Jakarta maupun di daerah lain. Seperti nama jalan ini “Nani Wartabone” atau  “Taki Niode” dan banyak lagi yang lainnya. Setalah saya tanya masyakat di sini, dikatakan bahwa Nani Wartabone adalah seorang Pahlawan [...]

EDISI KULINER GORONTALO

$
0
0
Masih cerita tentang makanan selama beberapa hari di Gorontalo. Hari pertama : Saya makan di RM. Sari Laut Mas Joko “99″, salah satu tempat favorit masyarakat Gorontalo untuk menu seafood. * Meskipun di Sulawesi,  yang ketemu Mas Joko lagi, Mas Joko lagi…!!! *  Karena hari itu adalah hari Jumat, ketika sampai di tempat tujuan, saya [...]

EDISI KULINER GORONTALO

$
0
0

Milu Siram Ikan Cakalang

Hari ke-dua di Gorontalo :

Hari itu sarapan pagi di hotel, meskipun dari kemarin saya bercita-cita mau mencari makanan khas Gorontalo.

Siang ini, kebetulan ada teman yang berjanji akan membawa ke RM. Ci’ Kia dengan menu spesial Milu Siram dan Tinutuan.

Milu Siram (masyarakat Gorontal menyebutnya juga dengan Binde Biluhuta) adalah masakan yang terbuat dari jagung yang dipipil, daun kemangi, daun bawang, parutan kelapa, ikan (Cakalang)/udang/campur, makanya ada tiga pilihan untuk Milu Siram, yaitu  Milu Siram Ikan (Cakalang), Milu Siram Udang atau Milu Siram  Campur (ikan Cakalang dan udang).

Sedangkan Tinutuan adalah bubur (mirip dengan bubur Manado) berbahan jagung yang dipipil, potongan singkong, sayur daun kemangi, daun bawang dan bawang goreng, serta jeruk nipis. Pilihan untuk Tinutuan ini adalah Tinutuan Campur dan Tinutuan Biasa, maksudnya dicampur ikan Cakalang atau tidak.

Tinutuan Campur

Sambal teman makan Milu Siram atau Tinutuan

RM. Ci’ Kia ramai dikunjungi, apalagi waktu makan siang, karena itu dibukanya baru pukul 9  (saya datang sekitar jam 10), tempatnya cukup sedehana, seperti rumah biasa yang dijadikan rumah makan di Jl. Tribatra No. 69, Gorontalo.

Pelayanannya sederhana, buku menunya sederhana dengan harga yang juga sederhana dan sangat terjangkau :

  • Milu Siram Udang Rp 9.000
  • Milu Siram Ikan Rp 8.000
  • Milu Siram Campur 10.000.
  • Tinutuan Campur Rp 13.000
  • Tinutuan Biasa Rp 10.000
RM. Ci' Kia

RM. Ci’ Kia dan menunya

Kalau suatu saat teman-teman datang ke Gorontalo, jangan lupa mampir di RM. Ci’ Kia.


EDISI KULINER GORONTALO

$
0
0

Gambar Atas : Sate Sapi dan Gambar Bawah : Ilabulo

Melanjutkan cerita tentang kuliner Gorontalo di malam hari (hari ke-dua saya di propinsi ini) :

Saya diajak ke sebuah restoran sederhana yang khusus menjual Sate Daging Sapi dan  Daging Kambing, serta Sop dengan berbagai variasi.

Di lokasi ini terdapat 3 (tiga) restoran atau lebih tepat warung sate, yang pemiliknya terdiri dari 3 orang bersaudara. Saya diajak ke warung yang di bagian tengah (yang merupakan anak terkecil dalam keluarga ini).

Pemilik warung ini mempromosikan, bahwa Gubernur Gorontalo sering membawa  tamu-tamunya untuk makan di sini.

Pilihan menunya adalah :

  • Sate Hati (Ayam)
  • Sate Kambing
  • Sate Sapi
  • Sate Ayam
  • Gulai Kambing
  • Kuah Bugis
  • Kuah Sop Buntut (Sapi/Kambing)
  • Kuah Sop Kikil

Sate Sapi

Gambar Atas : Ilabulo Bakar dan Gambar Bawah : Sambal Kacang

Ada suatu jenis makanan yang namanya Ilabulo yaitu masakan Gorontalo berbahan dasar ati ampela, tepung beras dan santan, kemudian dibungkus daun pisang, sehingga ketika dibakar aroma dari daun pisang ini dapat menambah kelezatannya. Apalagi dimakan dengan sambal kacang….

Disarankan untuk memakan ilabulo dalam keadaan hangat setelah dibakar, pasti akan ketagihan …… !!!

Satu lagi makanan yang ada di propinsi ini adalah Kuah Bugis (semacam Sop Konro di Makasar), yaitu sop dengan bahan daging iga sapi, tidak menggunakan santan melainkan kelapa parut yang disangrai hingga mengeluarkan minyak.

Tampilannya seperti ini :

Kuah Bugis dengan bahan Daging Iga Sapi


GUDEG CEKER BU KASNO

$
0
0
Ceker Ayam

Ceker Ayam Kampung

Kurang lebih lima belasan tahun yang lalu, ketika istri saya bertugas di Solo (Jawa Tengah) sering bercerita tentang Gudeg Ceker Bu Kasno (nama yang sebenarnya adalah Gudeg Cakar Bu Kasno), terletak di Jl. Wolter Monginsidi, Margoyudan, Solo. Tidak jauh dari Stasiun Solo Balapan, tepatnya depan SMAN 2 Solo

Uniknya warung ini baru buka pada pukul 02.00 pagi (dini hari), mau dikatakan makan malam sudah lewat atau mau dikatakan sarapan tapi kepagian….entahlah apa namanya ?

Ceker (kaki)  ayam ini menjadi makanan pendamping yang dihidangkan bersama gudeg. Menurut Bu Kasno (perempuan tua pemilik warung), ceker di warungnya direbus dengan bumbu santan hingga empuk dan lezat sehingga menjadi menu favorit di sini. Ada ceker ayam negeri, ada pula ceker ayam kampung.

Disamping itu, ada juga krecek, semur telur, ati-ampela dan tidak ketinggalan tahu – tempe bacem…!!!

O ya, pada malam sebelum tidur, saya ingin mengajak teman-teman agar ikutan dengan saya dini hari nanti mencari Gudek Ceker Bu Kasno, tapi tidak ada yang mau saudara-saudara, “ngantuk,” katanya.

*Lagian siapa juga yang mau bela-belain hanya nyari ceker pukul 2 pagi ? hehehe…*

Tapi buat saya tidak demikian, saya ingin merasakan sensasinya, bagaimana rasanya makan gudeg pukul 2 pagi ?

Singkatnya, saya pasang bel agar pukul setengah dua bisa bangun, kemudian siap-siap untuk berangkat ke Margoyudan (tentu saja sendirian).

Tau ga saudara-saudara saya naik becak dari Best Western Premier Hotel Solo (tempat saya menginap) yang terletak di Jalan Slamet Riyadi ke Margoyudan (abang becaknya “maksa” agar dia saja yang ngantar ke sana, “ga usah cari taksi Pak“, kata abang becak), padahal jaraknya lumayan jauh dan jalannya agak mendaki.

Sampai di warung ini, saya melihat pengunjungnya cukup ramai, anak-anak muda banyak yang nongkrong di pinggir jalan, juga pengamen.

Warungnya sangat sederhana seperti warung tenda, di pinggir jalan, ada lesehan, ada juga yang duduk dibangku kayu panjang (tanpa meja).

Ceker Ayam Negeri

Saya pesan Nasi Gudeg Komplit yaitu : nasi + semur ayam + semur telur + gudeg + krecek (cabe rawitnya gratis), satu porsi ceker, ditemani segelas teh tubruk angat (tentu saja tanpa gula).

Untuk dua porsi gudeg komplit (makan bareng dengan abang becak) ditambah satu porsi Ceker Ayam Kampung   dan 2 gelas Teh, kalau tidak salah hanya sekitar Rp 56.000,- yang mahal ongkos becaknya (PP) Rp 100.000,-  :D

Tapi itu juga bukan salah si abang becak, dia hanya bilang untuk ongkos terserah bapak saja “kan Bapak ajak makan juga“, kata si abang. Apalagi setelah makan, saya diajak jalan-jalan lihat suasana dini hari kota Pak Jokowi ini (dan saya juga mau).

Tapi ketika saya desak : “Bang, saya harus bayar berapa ?“.

Kata si Abang : “Bapak keberatan ga kalau Rp 60.000,- ?. Akhirnya saya kasih Rp 100.000, alhamdulillah …. si Abang becak senang sekali.

Nasi Gudek Komplit

Ceker Ayam Kampung

Bu Kasno mempunyai dua orang asisten, yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan (apakah mereka anak dan mantu atau orang lain ? tidak tau). Menurut asistennya ini, Warung Bu Kasno berdiri sekitar tahun 70-an.

Bu Kasno

Gudek Cakar Bu Kasno

Warung Gudek Cakar Bu Kasno

Pengunjung Warung Bu Kasno

Alhamdulillah, setelah penantian selama hampir 15 tahun, akhirnya saya bisa menikmati Gudeg Ceker Bu Kasno :)



KANTOR PAK JOKOWI (DULU)

$
0
0

Hari Kamis, tanggal 11 Oktober 2012, beberapa hari sebelum Pak Jokowi (Joko Widodo) dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada  15 Oktober 2012, saya sempat mampir ke tempat kerja beliau di Kantor Balaikota Surakarta.

Begitu sampai di depan pintu gerbang, saya disambut dengan senyum oleh Pak Satpam, dan bercerita bahwa Pak Jokowi pada pagi hari sering jalan-jalan pakai sepeda keliling kota, sambil berbincang-bincang dengan masyarakat (abang becak, supir taxi/angkot, satpam, penyapu jalan,  pengemis dll). Pak Satpam juga mengatakan bahwa, dahulu jalur menuju kraton Surakarta banyak pengemis dan terkesan kurang bersih alias kumuh, berkat tangan dingin Pak Jokowi masalah itu bisa diatasi.

Saya juga melihat sendiri, betapa tertib, bersih dan nyamannya kota Solo. Trotoarnya cukup lebar, entah karena saya berjalan hanya di jalan-jalan protokol, sehingga tidak tau kondisi daerah lain di Solo atau memang kota Solo termasuk kota yang bersih ?

Oh ya, di depan “Best Western Premier Hotel” Solo, di Jl. Slamet Riyadi (tempat saya nginap) ada jalur kereta wisata yaitu kereta dengan loko uap yang sudah beroperasi sejak akhir 2009 yang lalu. Sayang sejak sehari sebelumnya, sampai seminggu ke depan kereta tsb dalam perawatan di Ambarawa (karena itu  saya tidak bisa nyoba :( )

Pada hari Jumat (12/10 atau besoknya) pukul 9 pagi, saya dapat informasi bahwa Pak Jokowi sedang membagi-bagikan sembako di Stasiun Solo Balapan.

Yang paling saya suka di kota ini adalah masyarakatnya, kalau kita nanya suatu daerah atau alamat  mereka pasti dengan senang hati menjelaskannya. Hal yang sama juga saya rasakan kalau berada di Bandung, Jawa Barat.

Nah, kalau kita nanya sesuatu kepada orang yang kita temui di Jakarta, bagaimana tanggapan mereka pada umumnya ?

Saya sering mendengar jawaban  : “Ga tau…!!!”

Bagaimana dengan pengalaman anda ?

Oh ya, mudah-mudahan setelah terpilih menjadi Gubernur DKI, Pak Jokowi dapat membuat Jakarta menjadi lebih baik……amiiinnn


PERSIAPAN

$
0
0

Tanda Pengenal

Untuk keberangkatan pukul 00.15, dengan menggunakan taxi saya start pukul 20.15 dari rumah (4 jam sebelumnya). Saya sengaja datang lebih awal, supaya semua berjalan sesuai yang direncanakan.

Karena malam itu Jakarta tidak macet seperti biasa, untuk sampai di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng (CKG) hanya membutuhkan waktu satu jam perjalanan (sampai 21.15).

Barang-barang yang saya bawapun hanya perlengkapan untuk musim dingin, jas, baju, celana, pakaian dalam dan lain-lain. Dengan tas yang tidak terlalu besar, saya rasa cukuplah untuk persediaan satu minggu, kalaupun ada tambahan, itu juga sekedar persiapan kalau tas yang tersedia tidak mencukupi untuk menampung barang-barang “titipan”.

Untuk keperluan yang akan dipakai di pesawat saya menggunakan ransel supaya praktis, sedangkan untuk menyimpan dokumen seperti passport, tiket pesawat, buku catatan, pulpen, obat-obatan penting, boarding pass, alat komunikasi dan koneksi intenet, saya memakai tas sandang berukuran relatif kecil.

Ini adalah pengalaman saya pertama kali terbang dengan “Emirates” sebuah maskapai penerbangan United Arab Emitrates  atau Uni Emirat Arab (UEA) yang membawa saya transit di Dubai International Airport (DXB).

Check-in sudah bisa dilakukan sejak pukul 21.15 dengan catatan agar barang di bagasi serta yang dibawa ke pesawat (cabin), masing-masing tidak boleh lebih dari 2 koli (potong).

Pesawat Airbus A350-900(R) XWB dengan nomor penerbangan EK 359 pagi itu terlihat begitu padat, kayaknya 400 seat yang tersedia terisi penuh, mulai dari First, Business dan Economy Class.

Take-off tepat waktu dan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Dubai International Airport membutuhkan waktu kurang lebih 7 jam dan 30 menit.

Bismillahhirrahmaanirrahiiimm……semoga semuanya berjalan lancar  dan menyenangkan.

Amiiinnn……

PS : Tanda Pengenal (seperti foto di atas) dari Emirates harus di pasang disetiap tas.


TRANSIT DUBAI

$
0
0
Terminal 3 Dubai International Airport

Terminal 3 Dubai International Airport

lanjutan posting sebelumnya

Transit di Terminal 3  Dubai International Airport  (eksklusif Emirates) Gate B13, selama 3 jam cukup membuat tubuh ini kembali segar, setelah melakukan perjalan panjang dalam waktu  7 jam dan 30 menit dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.

Saat ini Dubai International Airport (khusus Terminal 3) sudah mengalami perubahan besar dalam memberikan kenyamanan kepada pengunjung, serta dengan landasan pacu yang sangat cocok untuk pesawat Airbus A 380. Apalagi dengan Dubai Duty Free nya yang terkenal, menjadi surga bagi pencinta belanja dan pemburu barang-barang terbaik dunia, karena harga dan kualitas yang menarik.

Di bandara yang sangat luas bersih dan nyaman ini, saya melihat banyak sekali wajah-wajah Asia seperti India dan Pakistan, termasuk Indonesia khususnya TKI/TKW, maupun Afrika.

Saat itu,  jam masih menunjukkan pukul 05.30 (waktu setempat), artinya saya masih bisa menunaikan Shalat Subuh (di sini pukul 05.21), sangat mudah menemukan mushalla di tempat ini, semua air kran baik di toilet maupun tempat wuduk terasa hangat.

Sambil menunggu waktu penerbangan berikutnya, saya santai dan ngopi di Ben’s Cookies menikmati secangkir hot chocolate dan beberapa macam cookies, kemudian  masih sempat  jalan-jalan di bandara yang cukup ramai ini.  Ini mungkin disebabkan oleh posisi Dubai yang sangat strategis diantara dua benua, Afrika dan Eropa.

Banyak juga pengunjung yang ngopi bersama saya, ada yang baca koran, buku, buka laptop, menggunakan smartphone (hp, tablet atau ipad) memanfaatkan fasilitas wifi restoran, bahkan ada yang tidur-tiduran di kursi khusus.

Ben’s Cookies

Terminal 3 Dubai International Airport

Santai dan tiduran di Bandara

Pukul 08.30 waktu Dubai, pesawat Airbus A380-861 dengan nomor penerbangan EK 201  Emirates sudah siap menerbangkan saya menuju Terminal 4 John F Kennedy (JFK) New York, USA dalam waktu 14 jam kedepan.

* Huuuufff…….!!! *


14 JAM DI UDARA

$
0
0

lanjutan postingan sebelumnya

Kegiatan apa kira-kira yang anda lakukan jika duduk di pesawat dan terbang selama 14 jam di udara ?

* O ya, tahun lalu saya justeru terbang jauh lebih lama lagi dari penerbangan kali ini, dari Singapore menuju London, Inggris, dalam waktu 16 jam, karena waktu itu saya naik SQ (Singapore Airlines),  jadi transitnya di Singapore *

Nah, karena saat ini saya terbang dengan Emirates, transitnya di Dubai (coba kalau transitnya di Singapore, pasti waktu ke New York bisa mencapai 20 jam saudara-saudara…..!!!

* tak mungkin tak mungkin itu terlalu lama, pesawat mana yang kuat terbang selama hampir 24 jam non-stop *

Di pesawat berbadan lebar seperti Emirates (khususnya Economy Class) menampung sebanyak 10 seat perbaris (layout nya : 3-4-3) dengan fasilitas LCD Screen, bantal kecil, selimut hangat, kaos kaki hangat, tutup mata, dan sikat gigi serta sapu tangan putih hangat untuk membersihkan muka dan tangan, breakfast, lunch dan dinner.

Oh ya disediakan juga tempat untuk charge handphone, laptop dll, baik dengan charge model biasa maupun yang model USB.

*Saya ga bisa cerita bagaimana kalau seatnya di First Class atau Business Class *

Kegiatan yang saya lakukan seperti ini :

1. Mengutak-atik LCD touchscreen yang di depan saya

Dengan berbagai Program pilihan, yaitu : Information, Communication, Entertainment (ICE)

  • Information : adalah segala informasi tentang Emirates, route penerbangan atau tracking posisi pesawat. Kita bisa melihat pada peta yang tersedia, dimana posisi, ketinggian jelajah pesawat, kecepatan pesawat, perkiraan waktu tempuh, dan suhu di luar. Dibagian ini yang terpenting bagi saya adalah mengetahui dimana posisi kita berada saat ini. Tersedia juga camera yang terletak di depan, bawah dan ekor pesawat (bisa diatur sendiri mau lihat camera yang mana).
  • Communication : yaitu fasilitas untuk berkomunikasi dengan orang yang di darat, maupun teman di seat yang lain, layanan internet, email, sms dll, syaratnya menghubungi crew terlebih dahulu (tentu saja dikenakan charge).
  • Entertainment : adalah kumpulan film/video (yang terdiri dari beberapa negara dengan film favorit India), TV, Radio, Rekaman lagu-lagu hit dll. Saya sudah putar semua film, siaran TV, humor, drama, action, radio berbagai siaran, lagu-lagu hit dll, kayaknya tidak ada yang tersisa. Saya juga sudah baca semua informasi yang ada di situ.

2. Mendengarkan iPod Shuffle mungil dan ringan yang sudah saya siapkan sebelum berangkat, yang sudah dicopykan dengan hal-hal yang saya anggap penting. Sayang memory nya terbatas hanya 2 Gb.

3. Membaca Majalah-majalah yang tersedia

4. Menulis dan mencatat hal-hal yang saya anggap penting untuk blog saya tercinta ini.

5. Makan & minum yang disediakan (dapat juga di request).

6. Tidur …. bangun…. makan, tidur lagi ….bangun lagi…. makan lagi… :D

LCD (Touch Screen), Charge biasa dan USB


PEMERIKSAAN IMIGRASI

$
0
0

lanjutan posting sebelumnya

Dear Passengers, Welcome in New York …..,” terdengar suara merdu dari Pramugari Emirates beberapa saat sebelum landing di Terminal 4 John F Kennedy International Airport (JFK), di Wilayah Queens, New York City.

Alhamdulillaah…antara percaya dan tidak, saya bisa menjejakkan kaki di Negara Paman Sam ini.

Jam tangan saya saat itu menunjukkan sekitar pukul 15.00 (waktu Jakarta dan Amerika sama, hanya beda siang dengan malam atau sebaliknya). Sebelum menuju baggage claim, tentu saja harus melewati jalur untuk pemeriksaan imigrasi.

O ya waktu melewati Imigrasi dan X-Ray di Bandara Dubai, saya harus membuka seluruh yang menempel dibadan (kecuali pakaian), mulai dari ransel, jaket, tas tangan, jam tangan, cincin, ikat pinggang, sepatu, dompet, sampai koin (kalau ada).

Seperti biasa pemeriksaan, selalu dipisahkan antara warga negara dengan orang asing, orang asingpun dibedakan antara warga biasa dengan diplomat. Terlihat cukup banyak wajah-wajah Asia (seperti India, Pakistan, Jepang, China) dan Afrika.

Dan dari Indonesia tentunya….. :D

Untuk pemeriksaan di jalur para diplomat terlihat tidak begitu panjang antriannya, hanya dalam hitungan 30 menit sudah terlayani semua. Berbeda dengan jalur untuk warga biasa, barisannya sangat panjang. Bayangkan kalau yang antri satu pesawat, paling sedikit 400 orang.

Nah bagaimana kalau yang antri dan menunggu pemeriksaan itu lebih dari satu pesawat, bisa mencapai ribuan penumpang…….

Untuk melewati proses ini, mulai dari antri sampai menjalani pemeriksaan di  salah satu counter imigrasi bisa membutuhkan waktu 2 jam saudara-saudara.

Saya hanya disapa oleh petugas tersebut : How are you today ? dan saya jawab dengan jawaban standard saja.

Proses pemeriksaan di petugas imigrasi tidak lama (hanya sekitar 3 menit), yang lama antriannya…!!!

Alhamdulillaaah….. yang penting lancar   :)

“Enak sekali Ibu ini” lewat Jalur Visa Jenis A & G (Diplomat)

Setelah selesai menjalani pemeriksaan, saya langsung ke baggage claim, dan ketika sampai di sana tas-tas sudah tersusun dengan rapi (tinggal ambil dan bawa).

Baggage Claim

Di Jakarta, saya “book online” untuk taxi bandara dan “save 10 %”, tinggal laporan di counter taxi , dalam waktu singkat taxinya sudah datang (tidak perlu antri) menuju hotel di kawasan Midtowns tidak jauh dari  Times Square.

Kesan pertama New York City : macet…..!!! saudara-saudara.

Tak ayal lagi sampai di hotel sudah jam 7.15 malam (meskipun hanya berjarak sekitar 12 mil atau 19 km dari Bandara JFK), tapi membutuhkan waktu 2 jam.

Kenapa saya ambil hotel di Midtowns, pertimbangannya karena dekat kemana-mana, misalnya tidak jauh dengan Bus Terminal, Subway Station, Times Square, Bryant Park dll.


Viewing all 423 articles
Browse latest View live




Latest Images

Pangarap Quotes

Pangarap Quotes

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

HANGAD

HANGAD

MAKAKAALAM

MAKAKAALAM

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC