Quantcast
Channel: UD3d Rajo Bagindo
Viewing all 423 articles
Browse latest View live

PENTINGNYA KOMUNIKASI DAN INFORMASI

0
0

Ada tiga orang bersaudara sebut saja namanya A, B dan C, yang tinggal di tiga tempat berbeda.

Suatu ketika C dan B mau ke suatu tempat, mendengar berita tersebut A ingin ikut juga (bareng), karena memang A berencana mau ke tujuan yang sama.

Sehari sebelumnya A menyampaikan kepada C bahwa janjian akan menunggu di Tempat-1.

Singkat kata, pada hari H, B datang ke rumah C dan pukul 7.30, keduanya berangkat menuju Tempat-1.

**

Dalam waktu 5 menit kemudian…..

Ternyata A juga sampai ke rumah C, sementara B dan C sudah berangkat menuju Tempat-1 (sesuai perjanjian sebelumnya).

Orang-orang di Rumah-C merasa heran, kok A datang ke Rumah-C.

“Loh, bukannya janjian ketemu di Tempat-1 ?”

C : “Ga kok, kan tadi sudah dipesankan ke B, bahwa saya akan ke sini”

Terjadi misunderstanding…!!!

**

Untungnya jalan menuju ke Tempat-1 agak macet sehingga perjalanan B dan C baru berkisar 1 km dari Rumah-C. Terpaksalah keduanya menunggu A di Tempat-2.

Ternyata entah apa sebabnya, tiba-tiba sebelum berangkat A berpesan kepada B agar menunggu di Rumah-C saja (tidak di Tempat-1).

Sementara B menyangka terjadi perubahan tempat menunggu menjadi Tempat-1.

Kesimpulannya :

  1. A berkata kepada C akan menunggu di Tempat-1, tetapi membatalkannya kepada B.
  2. Kesalahan terjadi pada A, karena seharusnya A merubahan tempat pertemuan tsb langsung kepada C tidak melalui B, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
  3. A tidak boleh menyalahkan B (dianggap tidak menyampaikan pesan), karena B mengira bahwa A sudah konfirmasi dengan C, sehingga B merasa tidak perlu membahas hal tsb dengan C.


MAKAN SIANG DI DANAU TONDANO

0
0

IMG_2088Lelah mengitari bukit dan lembah dalam perjalanan dari Manado, seteah mampir di Bukit Doa di Gunung Mahawu,  sekalian melongok kawah Gunung Mahawu menaiki , kemudian masuk ke Pasar Segar Beriman dengan daging hewan-hewan ekstrimnya (ketiga tujuan wisata ini terletak di Tomohon).

Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bukit Kasih di lereng Gunung Soputan, tepatnya di Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, Kab. Minahasa, kami beristirahat sejenak untuk shalat dan makan siang di Restoran Terapung Tumou Tou, Peleloan di tepi Danau Tondano.

Menunya :

Ikan Mujair Woku dengan kuah kuning, Nike Tumis plus bunga pepaya, Pergedel Nike Goreng, Belut Rica-rica, dan Tumis Kangkung Bunga Pepaya yang sangat saya sukai.

Tidak lupa sambal goreng terasi dan dabu-dabu yaitu potong kecil bawang merah, tomat muda, cabe rawitl, disirim minyak, jeruk limau/nipis dan garam secukupnya.

O ya, Nike adalah ikan kecil seperti teri yang terdapat di Danau Tondano (mungkin sejenis dengan Ikan Rinuak yang ada di Danau Maninjau Sumatera Barat).

IMG_2097

Ikan Mujair Woku dengan kuah kuning

IMG_2095

Nike Tumis plus bunga pepaya

IMG_2096

Pergedel Nike Goreng

Waaah…., untung kami tidak jadi pesan Sop Ikan, karena yang tersedia saja sudah membuat kami kewalahan menghabiskannya.


KAWAH GUNUNG MAHAWU

0
0

IMG_2029Setelah ngubek-ngubek Pasar Segar Beriman di Tomohon, kami melanjutkan perjalanan ke Gunung Berapi Mahawu dengan ketinggian 1.311 m dpl.

Gunung ini dikategorikan sebagai gunung berapi non aktif, meskipun aktifitas terakhir kawah gunung ini masih terlihat pada tahun 1999 yang lalu.

Sampai di kawah, kami masih mencium aroma belerangnya, dengan demikian bukankah gunung ini masih aktif ?

Kenapa dikategorikan sebagai gunung berapi non aktif ? Entahlah, biar para ahli saja yang menjawabnya.

***

Kawah Gunung Mahawu berdiameter ±180 m dengan kedalaman ±140 m. Biasanya air kawah ini berwarna kehijauan, namun saat kami datang bertepatan dengan musim kemarau, sehingga kawah gunung ini menjadi kering kerontang….!!!

Dengan “ngos-ngosan” Mobil “APV” yang kami sewa menaiki Gunung Mahawu, merayap melewati jalan berliku-liku, hutan dan area perkebunan/persawahan penduduk.

Kami meyaksikan hijaunya sayur-mayur yang ditanam di lereng gunung, seperti kol hijau, wortel, daun bawang dll.

Untungnya penumpang mobil kami hanya saya bertiga dan satu orang driver, hingga kami akhirnya sampai juga di Pos Pengamanan Hutan Lindung Polisi Kehutanan.

Kawah Gunung Mahuwa dapat terjangkau oleh kendaraan bermotor, karena akses jalan untuk mencapai kawah sudah cukup memadai.

Ongkos masuk hanya IDR 2.500 per orang.

Tersedia fasilitas parkir yang cukup luas, toiletnyapun bolehlah meskipun belum bisa dikatakan baik (seperti kondisi toilet di lokasi tujuan wisata pada umumnya).

Hanya terdapat beberapa bangunan di sini, yaitu Pos Penjagaaan Polisi Kehutanan tadi dan dua bangunan untuk penginapan.

Di kawasan ini pengunjung dilarang merokok karena rawan kebakaran hutan dan no camping (tidak diizinkan untuk berkemah) karena rawan longsor apalagi sudah tersedia tempat penginapan.

Untuk mencapai kawah, kami harus berjalan kaki dengan menaiki lebih kurang sekitar ±160 anak tangga beton yang ada pegangan dari besi di tengahnya, masing-masing anak tangga panjang±1 s/d 2 meter.

Di pinggir kawah terdapat bangunan bertingkat, kita bisa menaiki bangunan ini dan dari terasnya kita bisa menyaksikan Kawah Gunung Mahawu lebih leluasa bahkan bisa  melongok dasarnya. Kita juga bisa melihat puncak dan kawah Gunung Api Lokon dari atas sini.

IMG_2025

Puncak Gunung Api Lokon terlihat dari punak Gunung Mahuwa

Udara di puncak gunung cukup dingin

Bagi yang berminat dan punya waktu lebih banyak, bisa berjalan kaki mengelilingi kawah, sekalian kalau mau turun ke dasar dan menengok kawah dari jarak dekat untuk menikmati bagaimana rasanya berada di dasar kawah…..!!!

Katanya wisatawan yang datang ke Mahawu juga ditawari untuk menanam pohon sebagai kenang-kenangan, terus dikasih label bertuliskan nama kita.

Tapi kami kok ga ditawarin ya ?

IMG_2057 IMG_2055

IMG_2052IMG_2049IMG_2009

IMG_2013

Penginapan dan Tempat Parkir

IMG_2015

IMG_2016

Tangga dari bawah

IMG_2037

Jalan setapak mengitari kawah

IMG_2038

Jalan setapak mengitari kawah di ujung yg lain

IMG_2026

Kawah Kering Krontang

IMG_2040

Bangunan bertingkat di Puncak Gunung Mahawu

IMG_2028

Teras Bangunan di Puncak Gunung Mahawu

IMG_2043

Tangga dari atas

Sumber : Pengalaman pribadi dan rangkuman dari berbagai sumber


KEDAI SOP DUREN CIANJUR

0
0

Sop DurenCianjur terkenal dengan berasnya, beras Cianjur, manisan dan asinan, moci dan tauco.

Suatu waktu kami datang ke sana, tetapi sebelumnya saya menghubungi sahabat lama (sebut saja namanya Rudi) yang sudah belasan tahun tinggal dan mempunyai isteri asli Cianjur. Maksudnya untuk silaturrahmi, sekalian siapa tau Rudi berkenan membantu sebagai guide kami di Cianjur.

He3x….. mumpung ada teman supaya ga nyasar-nyasar :)

Saat itu bertepatan dengan Rudi OTW dari Bandung, maka kami janjian ketemu di jalan keluar terminal dekat rel kereta api, kebetulan kami kejebak macet, akibat angkot yang ngetem dan ambil penumpang seenaknya, PKL yang menggelar lapak dan gerobaknya di bahu jalan, parkiran motor dan mobil di pinggir jalan, ditambah lagi dengan adanya perlintasan yang kereta apinya bolak balik kayak setrikaan, ga mikir bahwa jalanan milik bersama yang juga dilewati pengendara mobil dan  motor.

Kereta Api seolah-olah menganggap pengguna jalan lain itu “ngontrak” sehingga mereka lebih berhak menutup perlintasaan, tidak peduli meski mengakibatkan macet parah, padahal semua kendaraan bermotor bayar pajak, dan mereka juga punya hak di jalan raya.

***

Setelah sepakat dengan tempat-tempat yang kami kunjungi, Rudi jalan duluan dan kami mengkutinya dari belakang.

Kami minta ditunjukin toko penganan Cianjur yang sangat menggoda, manisan/ asinan terbaik di kota ini.

Kemudian, kami lanjut minta diantar ke salah satu kedai  sop duren alias durian yang paling enak, sebab dalam perjalan menuju pusat kota Cianjur tadi, kami melihat sebuah warung sop duren yang banyak pengunjungnya.

Belakangan kami tau bahwa kedai tersebut adalah sebuah tempat tongkrongan para penggila duren sembari menikmati minuman olahan dari duren.

Tentu saja yang menjadi menu andalan semua berbahan dasar duren, utamanya Sop Duren.

#Eeeehhh btw Rudi juga membawa kami ke tempat yang tadi kami lewati#

He3x….. kebenaran…… !!! namanya Kedai Sop Duren dengan hashtag “tanpa pemanis buatan”.

***

Seperti biasa klo masuk restoran, kita akan dipersilahkan masuk atau dicarikan meja dan tempat duduk oleh pramusaji, kemudian diberikan buku menu makanan/ minuman.

Nah, beda dengan di sini, kita langsung dipersilahkan antri, pesan dan bayar di kasir, sementara yang lainnya punya tugas cari meja/tempat duduk yang kosong untuk kami ber-7 plus Rudi dan temannya (jadi 9 orang).

Jujur saya katakan, bahwa istilah Sop Duren atau Sop Buah baru saya dengar di Jakarta, tadinya saya hanya tau Sop Kambing, Sop Ikan, Sop Iga Sapi, atau Sop Buntut. Karena di kampung saya es yag dicampur dengan duren namanya Es Duren tanpa embel-embel kata “Sop”.

***

Kembali ke pokok permasalahan, tentang Sop Duren di Kedai Sop Duren Cianjur.

Daging duren yang menjadi bahan dasarnya adalah duren dengan kualitas pilihan, bisa lokal maupun regional tergantung pasokan. Daging duren dipisahkan dari bijinya kemudian di bulat-bulatkan kira2 sebesar kepalan tangan orang dewasa, untuk kemudian di simpan di freezer.

Nah pada saat dihidangkan, duren yang sudah beku tsb dimasukkan ke dalam mangkok, ditambahkan dengan sensasi es batu, air gula asli, dan susu kental manis, kemudian ditaburi parutan keju lembut yang begitu menggoda selera.

Satu mangkok IDR 11.000…!!!

Isi Sop DurenDisamping menu di atas, juga ada es krim goreng, jadi roti digoreng kemudian di dalamnya ditambahkan es krim rasa duren harganya IDR 8.000.

Ada juga pancake duren seperti pencake duren Medan (saya taunya pancake duren idenya dari Medan), batagor kuah, mpempek, minuman/ jus buah.

O ya, ternyata pusat Kedai Sop Duren ada di daerah Serang saudara-saudara ….!!!.

Alamat :

Kedai Sop Duren Cianjur, Jl. Juanda No. 80 Panembong, Cianjur

 


PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

0
0

Pancasila adalah Dasar Negara Republik Indonesia tercinta sungguh tidak diragukan lagi. Telah terbukti dan telah teruji, berpuluh-puluh tahun sejak diundangkannya pada 18 Agustus 1945 dalam sidang Pantia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara termaktub dalam Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945 alinea ke-4, yang menegaskan keberadaan sila-sila Pancasila yaitu :

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
  5. Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia

Kalaupun akhir-akhir ini ada kebingungan masyarakat tentang isue 4 Pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI ternyata sudah terbantahkan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi, karena konsep tersebut tidak mempunyai landasan yang kuat, apalagi tidak didukung oleh kajian akademis.

Pada Kamis, 3 April 2014, keluar Keputusan MK atas gugatan judicial review terhadap penggunaan frasa “Pilar” untuk Pancasila dalam konsepsi 4 Pilar Kebangsaan bertentangan dengan UUD 1945.

Kenapa tiba-tiba saya membahas Pancasila ?

He3 …. sempat tegang ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan telewicara dengan anak-anak di Sentani, Papua melalui TV, ternyata anak yang diminta untuk menyebutkan ke-5 sila dalam Pancasila bisa melakukannya degan baik dan benar, sehingga Presiden berkenan mengirimkan sepeda sebagai hadiahnya.

PS : Video di atas memperlihatkan sambutan terhadap Pancasila yang disampaikan dalam pidato Presiden Soekarno pada Kongres Amerika tahun 1956.


SUMPAH PEMUDA

0
0

Besok (Selasa, 28 Oktober 2014), bangsa Indonesia memperingati Hari lahirnya Sumpah Pemuda 1928.

Para Pemuda  atas nama Jong Ambon, Jong Sumatra, Jong Java, Jong Celebes dll bersumpah.

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku :

  1. Bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia
  2. Berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia
  3. Menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesa.

Sumber : youtube

Jakarta, 27 Oktober 2014


BELAJAR BERDEMOKRASI

0
0

Apakah ini yang dinamakan demokrasi ?

Sampai kapan kita bisa menunggu orang-orang terhormat ini bisa menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh ?

Apakah mereka benar-benar memperjuangankan kita ?

Dalam suatu kesempatan,  Kamis (30/10), DR. Kusnanto Anggoro, Pengajar di Universitas Pertahanan dan Mantan Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), menyatakan, bahwa  :

Demokrasi di Indonesia baru bisa berjalan sebagamana mestinya setelah 20 – 30 tahun yang akan datang

 

Setelah 69 tahun merdeka, kita baru sebatas belajar berdemokrasi.

Ternyata membutuhkan waktu yang sangat lama ya ….. untuk belajar ?

Sumber video : youtube


PONDOK PENGKANG

0
0
IMG_2356

Burung Punai Goreng

Ini adalah yang kedua kalinya saya mampir ke Pondok Pengkang, di pinggir Jalan Raya Peniti, Kecamatan Siantan, Kalimantan Barat, ketika perjalan pulang dari Singkawang.

Kehadiran saya pertama kali ke pondok ini adalah di awal bulan Maret 2010  (lebih dari empat setengah tahun yang lalu). Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat…, saya pernah cerita di sini.

IMG_2353

Sate Kerang

Teman makan Pengkang :

IMG_2351

Sambal Kepah

Nah, Pengkang adalah menu utama di podok ini, seperti pernah saya katakan bahwa Pengkang mirip dengan Lemper, terbuat dari beras ketan dan diisi EBI, dibungkus daun pisang berbentuk kerucut, dan dihidangkan sepasang (2 buah), diikat dengan bambu lalu di bakar.

Ini adalah proses pembuatannya, setelah dibungkus, kemudian dilakukan proses pembakaran dengan batok kelapa  :

IMG_2346

Pengkang sebelum dibakar

IMG_2348

Pengkang sedang dibakar

IMG_2350

Hidangan Pengkang

IMG_2352

Penampakan Pengkang

IMG_2355

Indupat Sambal Hijau



HARI PAHLAWAN

0
0

 

 

Marilah kita tundukkan kepala sejenak untuk kembali mengingat jasa para pahlawan yang telah gugur medahului kita, berjuang merebut Ibu Pertiwi dari belenggu penjajahan.

Mumpung masih dalam suasana peringatan Hari Pahlawan, Senin, 10 November 2014.

Untuk membangkitkan rasa kebangsaan (nasionalisme) tsb, saya mencoba menggelorakan semangat kita dengan mengutip kata-kata bijak dari Sang Proklamator/ Mantan Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Soekarno, yang mengatakan bahwa :

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.

Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia

Atau mengutip kata-kata bijak dari Matan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, seperti ini :

Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu

 

Sumber video : KompasTVinspirasi


BAKSO SAPI BAKMI AYAM 68 SINGKAWANG

0
0
Bakso Sapi

Bkso Sapi Bakmi Ayam 68 Spesial

Saya ingin cerita tentang sebuah tempat makan di Kota Amoi atau Kota Seribu Klenteng, Kota Singkawang Kalimantan Barat, namanya Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 di Jalan Diponegoro No. 68.

Bakmi Ayam ini beda dari biasa……

Rasa Bakmi Ayamnya khas ditambah dengan Bakso Sapi yang lembut (buatan sendiri), Bakmi Ayam khas Singkawang……..

Ketika datang, kami disambut oleh Bapak Herry Liu dan Puterinya. Dipersilahkan memilih tempat duduk sendiri, di luar atau di bagian dalam.

O ya, pada kesempatan yang baik itu, saya memesan Bakmi Ayam Spesial, ada bakso daging sapi, udang, jeroan (usus dan babat), “peluru dan aksesoris” sapi, iirisan telor dadar, Kiang Udang, tauge, dll (harganya Rp33.000).

Penyajian Bakmi tsb juga disertai dengan satu mangkok kecil campuran air jahe, sebagai tambahan bumbu bagi yang menyukainya, boleh juga ditambah dengan emping.

Alamdulillah pesanan saya segera datang, padahal biasanya pengunjung harus bersabar menunggu -  antri, apalagi klo ada acara-acara istimewa seperti Festival Cap Go Meh atau Imlek.

Pengunjung bisa menunggu lebih dari satu jam….!!!

Ada yang lucu, tamu di depan saya makan nasi dengan bakmi ayam, jadi bakmi dan segala pernik-perniknya dianggap sebagai lauk…..!!!

O ya, disamping Bakmi Ayam Bakso Daging, ada juga Kwetiau Bakso

Untuk minuman saya pilih Es Kembang Tahu (hanya Rp5.000) yang sangat digemari oleh masyarakat Kalimantan Barat, ada juga minuman khas lain namanya Es Namnong, mirip dengan es jeruk dengan buah Namnong, seperti asinan buah.

Es Kembang Tahu

Es Kembang Tahu

 

***

Rumah Makan ini dikelola oleh Bapak Herry Liu beserta keluarga, dan beberapa karyawan.

Selesai melahap Bakmi, kami sempat ngobrol dengan Pak Herry dan Puterinya, bahkan Pak Herry sempat memperlihatkan keahliannya melempar mie dr sendok sebelum dimasukkan ke dalam mangkok.

Puteri Bapak Herry menceritakan tentang sejarah berdirnya rumah makan ini :

Beberapa puluh tahun yang lalu, Kakek saya sudah jualan Bakmi, meskipun waktu itu belum mempunyai tempat yang permanen dan menetap  seperti sekarang. Sekitar tahun 70-an (saya lupa 60an atau 70an?) beliau membeli bangunan ini.

Saat itu bakminya belum punya nama. Kakek saya kan buta huruf tapi beliau adalah wajib pajak yang taat membayar pajak. Ketika datang Petugas Pajak menanyakan nama restorannya apa ?. Kakek saya mejawab tidak tau, beliau tidak punya ide, namun Petugas Pajak membutuhkan sebuah nama untuk membuat laporan pajaknya.

Singkat kata Petugas Pajak memberikan nama Restoran Bakmi Ayam 68, sesuai dengan nomor rumah yang ditempati yaitu 68. Jalan Diponegoro No. 68, Singkawang.

Mulai saat itulah, restoran ini dikenal dengan nama Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Singkawang dan sekarang berkembang dan membuka satu cabang di Taman Semanan Indah Blok F No. 9 Cengkareng.

Kuah

Kuah Bakmi

Air Jahe

Air Jahe

Babat

Potongan Babat

Usus

Usus

Peluru

Potongan “Peluru dan aksesorisnya” Sapi

IMG_2280

Pak Herry Liu dan Karyawannya

Pada diding restoran banyak dipajang foto-foto selebritis maupun pejabat ang pernah datang ke sini.


BUKIT KASIH

0
0

IMG_2162

Pada pukul 3.30 Wita, kami sampai di Kawasan Wisata Religi Bukit Kasih di Desa Kanonang, Kawangkoan, Sulawesi Utara, sekitar 50-an km dari Manado.

Dari sebuah prasasti yang terdapat di Bukit Kasih, kita bisa mengatahui bahwa Kawasan ini diresmikan menjadi Kawasan Wisata Relgius pada 3 Desember 1999 sekaligus menjadi pusat spiritual dan tempat berkumpul semua pemeluk agama, melakukan ibadah, dan meditasi.

Oya Bukit Kasih sering juga disebut dengan Bukit Doa.

Di Bukit Kasih tersedia beberapa tempat ibadah masing-masing agama seperti Mesjid, Gereja Kristen & Katolik, Candi dan Kuil. Di dinding bukit terdapat dua buah ukiran wajah (katanya) bernama Toar dan Lumimut yang dipercaya sebagai nenek moyang orang Minahasa.

Dari sini tercermin mengenai kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara

IMG_2140

Rumah-rumah Ibadah

Ketika tadi kami sampai di Bukit Kasih, kami didekati oleh beberapa orang pemuda, anak-anak  dan ibu-ibu. Para Pemuda dan anak-anak menawarkan jasa pemandu untuk mendaki puncak bukit, menaiki sebanyak 2.435 anak tangga. Sedangkan Ibu-ibu adalah penjual kerajinan tangan seperti kalung, gelang dan cincin baik yang terbuat dari batok kelapa maupun dari logam merangkap tukang pijit.

Mendekati kaki bukit, terlihat asap dengan bau belerang yang menyengat, berasal dari eberapa sumber air panas. Air panas ini bisa digunakan untuk merebus telur atau jangung, bahkan setelah dicampur dengan air dingin dimanfaatkan untuk merendam kaki, menghilangkan rasa pegal-pegal setelah menaiki ribuan anak tangga.

Jadi air panas tsb ditampung dalam bak-bak kecil, dicampur dengan air dingin, sehingga terasa hangat dan nyaman untuk merendamkan kaki. Kita tinggal duduk di bangku-bangku yang tersedia kemudian memasukan kaki kedalam bak air hangat, kalau kita mau ibu-ibu di sana bersedia memijit kaki kita menggunakan handbody.

IMG_2155

Srorang Anak Sedang merebus sekarung Jagung di Sumber Air Panas

IMG_2157

Ribuan Tangga dan Pahatan Wajah Nenek Moyang Orang Minahasa

IMG_2139

Pahatan Wajah Nenek Moyang Orang Minahasa

IMG_2149

Ribuan Tangga di sisi lain Menuju Puncak Bukit

IMG_2156

Bak air hangat tempat merendam kaki

Ada himbauan yang terdapat di monumen Bukit Doa agar “Bersama-sama kita jaga, pelihara dan lestarikan Kawasan Bukit Doa ini sebagai anugerah Tuhan bagi kita semua”

 


MAKAN MALAM DI MANOKWARI

0
0

3 Hidangan

Manokwari adalah kota pantai, terletak dibagian Utara Papua Barat (Pabar) yang dulu bernama Irian Jaya Barat (Irjabar). Sebagai kota pantai, wajar Manokwari menghasilkan ikan yang cukup banyak.

Saat ini Propinsi Papua Barat berstatus sebagai propinsi dengan Otonomi Khusus, bahkan mau meminta Otonomi Khusus Plus #nah lho, mau apa lagi ?#

Papua Barat mempunyai beberapa daerah tujuan wisata diantaranya adalah Pantai Pasir Putih (±6 km dari Manokwari), Pantai Amban  (±3,5 km dari Manokwari), Danau Anggi di Kecamatan Anggi, Cagar Alam di Pegunungan Arfak, Tugu Musinan di Pulau Musinan, dll.

Ketika kami berkujung ke Papua Barat bertepatan dengan musim hujan, karena itu kami hanya sempat menikmati panorama Pantai Pasir Putih dengan pasir putihnya yang halus. Untuk mencapai pantai ini kami harus melewati jalan yang berkelok-kelok di perbukitan, malah dibeberapa bagian bukit ada yang longsor, bahkan jalan rayapun ada yang tergerus air laut.

Pemerintah Papua Barat menjadikan longsoran tanah perbukitan tsb untuk menutupi jalan yang tergerus air laut.

***

Kembali ke topik permasalahan yaitu “Makan Malam di Manokwari”. Malam itu, kami sampai ke deretan Rumah Makan (RM) atau Warung (WR), diantaranya Warung Soponyono, WR. Lamongan, RM. Karunia, Warung Pankep dll.

Dari nama-nama tersebut saya yakin bahwa kebanyakan pemilik warung atau rumah makan tsb adalah saudara-saudara kita dari Pulau Jawa.

Jika kita berkunjung ke Propinsi-Propinsi di bagian Timur Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, makan ikannya harus satu ekor tidak boleh sharing – satu ekor untuk satu orang.

4 Ikan

1 Cumi

2 Sambal

Bkar Ikan

IMG_0692

 

Ikan Segar


MAKAN IKAN BAUNG DI WARUNG YULI

0
0
Ikan Baung

Ikan Baung di Warung Yuli

Saya merasa punya utang kalau tidak menulis dalam waktu yang cukup lama, apalagi hari ini (Kamis, 11/12) adalah hari yang ke-12, sejak posting-an saya yang terakhir, pada 29 November 2014 yang lalu.

Hal ini disebabkan diantaranya oleh perjalanan marathon saya dalam satu minggu terakhir, sejak Minggu (30/11) ke  Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kemudian ke Padang, Sumatera Barat dan kembali lagi ke Jakarta pada Minggu (7/12) pukul 23.30 WIB.

Yang pertama ingin saya ceritakan adalah nikmatnya makan siang dengan menu Ikan Baung di Warung Yuli.

Warung Yuli terletak  di Jl. Cempaka, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru,  Kalimantan Selatan dalam perjalanan kami menuju Kecamatan Pelaihari yang menjadi pusat Pemerintahan Kabupaten Tanah Laut, Kaimantan Selatan.

Saya memilih Ikan Baung Bakar, karena belum pernah mencoba ikan ini dalam keadaan fresh, meskipun saya sudah beberapa kali makan Sale Ikan Baung dari Pekanbaru, Riau, sebagai campuran gulai daun singkong, Sayur Asem  dll.

***

Siang itu, Warung Yuli ramai dengan pengunjung.

Bayangkan, warung yang cukup luas ini penuh, ada yang makan menggunakan meja, ada juga yang lesehan, ada yang makan pakai sendok grpu, ada juga yang pakai :sendok “lima jari” alias pakai tangan (he3…. termasuk saya dan teman-teman).

Tempat parkirnya yang cukup luas juga penuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.

***

Bubur Hintalu Karuang, hidangan pembuka ini mirip dengan Biji Salak yang khas Kalimantan Selatan. Kata driver kami, “Hintalu” artinya telur dan “karuang” adalah sejenis kelelawar.

Makanan ini dihidangkan sebelum makanan yang dipesan datang, tentu saja gratis….!!!

Hintalu Karuang berbentuk bola-bola kecil yang dibulatkan seperti kelereng, terbuat dari Tepung Ketan, Tepung Beras, dan Garam, ditambah dengan Santan, Gula Merah, Gula Pasir, Daun Pandan dll.

Ini dia :

Hintalu KaruangKami juga mendapatkan Sayur Urap dan Sayur Kangkung…….

Sayur-sayuran ini sepertinya sudah menjadi hidangan protap (prosedur tetap), meskipun tidak kita minta, akan selalu dihidangkan. Sama seperti Bubur Hintalu Karuang tadi.

Sayur Urap,  sayurannya sangat sederhana, mudah diperoleh dengan harga yang relatif terjangkau, yaitu kangkung, kol putih dan potongan nangka muda,  semuanya direbus, kemudian ditaburi dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui.

anyangSayur kangkungnya, mirip dengan sayur lodeh tentu saja sebagai bahan utamanya adalah kangkung yang diksih santan “tipis”, potongan tomat, dan potongan singkong (mirip sngkong rebus).

Wooow, segar sekali……. :)

SayuranDisamping Ikan, ada juga Udang Air Tawar, dan Ayam, pergedel jagung dan pergedel singkong.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah satu cobek sambal untuk masing-masing orang….!!!

UdangSatu cobek sambal, ludesssss….!!!

Cobek

Pengunjung

IMG_2693


SOTO BANG AMAT

0
0

Soto Banjar

Kunjungan saya kali ini ke Kalimantan Selatan, khususnya menelusuri Sungai Matapura, kemudian ke Pasar Terapung, dan ke Pulau Kembang tempat berkumpulnya “Saudara Tua” kita, agak sedikit berbeda.

Kalau sebelumnya (Tahun 2012) saya makan Soto Banjar di Pasar Terapung di atas kapal atau “klotok”, sekarang makannya di sebuah warung yang terkenal dengan Soto Banjarnya, terletak di tepi Sungai Martapura, Kelurahan Banua Anyar, Banjarmasin, Kaimantan Selatan.

Namanya Soto Bang Amat, porsinya jumbo…!!!

Bahan baku utamanya antara lain ketupat/ nasi, soun/ bihun, telur asin/pindang telur, ayam/ daging suwir2, perkedel, iirisan wortel. Sedangkan sebagai bahan tambahan diantaranya adalah sambal, kecap, emping irisaan jeruk nipis dll.

Sebagai pendamping Soto Banjar favorit adalah Sate Ayam Bumbu Kacang.

Karena biasanya pengunjung datang dalam kelompok yang besar, maka Warung Bang Amat selalu mempersiapkan soto yang sudah diracik dalam jumlah banyak, jadi jika pengunjung datang tinggal diguyur dengan kuahnya.

Harga satu porsi Soto Bang Amat adalah Rp22.000

Katanya di warung ini, sambil makan para pengujung juga dihibur oleh alunan musik Panting, sayang pada saat kami datang musik tersebut belum beraksi.

Sedang Mempersiapkan

Persiapan1

Kuah Soto Banjar

Sate AyamDi depan warung Soto Bang Amat, ada buah yang menarik dan mulai jarang ditemui yaitu kuweni atau kuwini, sejenis mangga yang berkerabat dekat dengan bacang. Kuweni yang sudah dikupas, satu porsi (isi 3 buah) harganya Rp10.000.

Kuweni

IMG_2614

Warung Soto Bang Amat dilihat dari arah Sungai

 

IMG_2586

Warung Soto Bang Amat dilihat dari jalan raya

IMG_2577

IMG_2576


PENGGOSOKAN INTAN MARTAPURA

0
0

IMG_2663Kecamatan Martapura merupakan Ibukota Kab. Banjar, Prov. Kalimantan Selatan yang terkenal sebagai daerah penghasil intan terbesar dan berkualitas terbaik di Indonesia bahkan di dunia, sehingga pengrajinnya juga menjadi salah satu obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi, karena banyak menyediakan cendera mata berupa batu mulia dan batu akik yang sangat indah.

Makanya kurang lengkap rasanya kalau ke Kalimantan Selatan tidak mengunjungi salah satu pengrajin batu mulia/ akik, baik yang modern maupun yang tradisional, apalagi disertai  dengan mendatangi lokasi penambangannya di Kecamatan Cempaka.

Kita ketahui bahwa saat ini, batu mulia dan batu akik sebagai batu cincin sedang “booming“, semakin banyak diburu dan semakin banyak digemari bukan saja oleh kaum adam bahkan juga kaum hawa.

Sehubungan dengan hal tsb, di Kota Martapura terdapat sebuah Pusat Informasi Pariwisata dan Penggosokan Intan (PIPPI) atas kerjasama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II (Kalimantan) dengan Pemerintah Prov. Kalimantan Selatan dan Kab. Banjar,  posisinya berada di jalan Ahmad Yani No. 2 Martapura yang baru diresmikan pada awal April 2014 yang lalu.

Dari info yang saya dapatkan, sebagai usaha untuk meningkatkan keterampiian pengrajin di tempat ini adalah mengikutsertakan mereka dalam pendidkan dan pelatihan (training) penggosokan intan di Eropa dan Thailand, serta dukungan peralatan yang memadai.

PIPPI ini diharapkan dapat menjadi bagian dari sektor ekonomi kreatif dalam rangka menyongsong persaingan pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Desember 2015 nanti.

PIPPI

PIPPI 1

IMG_2667

IMG_2670Pusat Informasi dan Penjualan Perhiasan seperti di Martapura juga pernah saya lihat di Hongkong dan Bangkok, Thailand, tetapi mereka jauh lebih profesional, padahal kalau pengunjung tidak hati-hati bisa ketipu, karena kualitas perhiasan tsb belum tentu sesuai dengan harga yang dikeluarkan (meskipun sudah diskon), kecuali kalau kita paham dengan mutu barang yang dibeli.

Cara mereka menyambut kita, menggiring kita ke studio filmnya, memberikan presentasi tentang produk yang mereka jual disertai dengan ramalan-ramalan perhiasaan model apa yang tepat menurut horoskop yang dihubungkan dengan tanggal atau tahun kelahiran seseorang, sampai kepada kegigihan mereka menjual, sungguh sangat rapi dan terarah.

Di Hongkong kita bisa menemukan karyawan salah satu Pusat Perhiasan yang mengaku sebagai Warga Negara Indonesia, jadi setiap Warga Indonesia yang mampir ke tempat ini biasanya didampingi oleh orang ini.

Pembeli benar-benar diperlakukan seperti raja…!!!

Beberapa hal di atas belum terlihat di PIPPI Martapura, beberapa yang positif seperti cara mereka menjual poduknya perlu kita tiru.

Harusnya kita bisa lebih baik dari mereka, apalagi ditunjang dengan mutu intan/ batu mulia serta batu akik Martapura sangat baik dan terkenal di macanegara.

***

Ini adalah lokasi penambangan intan dan batu akik di Kecamatan Cempaka, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sayang tempat ini tidak layak dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata, jalannya kecil, berlubang, dan kendaraan yang lewat rawan terperangkap lumpur (banyak lobang-lobang besar dan mengaga) karena sering dilewati oleh truk-truk pengangkut pasir dan bahan-bahan galian.

Seperti biasa pariwisata di wilayah lain di Indonesia, masih dikerjakan setengah hati, padahal menyimpan potensi yang sangat dahsyat apabila dikola dengan baik.

IMG_2675

IMG_2676

 



IKAN MUNGKUIH

0
0

20141207_130012Ini adalah “ikan Mungkuih Goreng Balado” yang beberapa tahun belakangan sangat saya idam-idamkan, karena teman-teman dan keluarga yang kembali dari Padang banyak memperbincngkan betapa nikmatnya makan ikan ini di sebuah warung sederhana yang terletak dekat Jembatan Lubuk Minturun (Jalan Padang By Pass). Padahal beberapa kali ke Padang, tapi saya ga sempat mampir ke warung ini.

Ikan Mungkuih atau Mungkus adalah ikan air tawar (sungai), berwarna gelap, berukuran tidak terlalu besar (kira-kira sebesar jempol kaki orang dewasa, tapi yang disukai biasanya ikan yang berukuran kecil karena gurih dan renyah kalau digoreng), hidup di air yang bersih, senang menempel di atas bebatuan, dan menjadikan lumut sebagai sumber makanannya.

Cara unik untuk mendapatkan Ikan Mungkuih adalah dengan mengaitnya dengan pengait khusus (bukan dikail), ada juga dengan disetrum menggunakan aki motor (cara ini dilarang oleh Pemerintah Kota karena dapat memusnahkan ikan-ikan ini).

Festival “Mangaik Ikan Mungkuih” menjadi sebuah tontonan yang menarik di beberapa daerah tertentu di Sumbar, diantaranya di Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Ketika saya konfirmasi dengan keluarga, ternyata Ikan Mungkuih sudah digemari sejak dulu, penjualnya antara lain ada di Pasar Bandar Buat Padang.

Di Batang (Sungai) Lubuk Minturun, Ikan Mungkuih terdapat di bagian hulu sungai, arah ke bukit-bukit, menurut info dari salah seorang Petugas di rumah makan tsb,  Pemerintah Kota mengeluarkan larangan berburu ikan ini di bagian hilir sungai, karena populasinya sudah mulai berkurang.

***

Saya menghabiskan dua porsi/ piring Ikan Mungkuih Goreng Balado, padahal disamping itu juga ada Baluik Goreng Balado yang biasanya sangat saya gemari, tapi saat itu tidak saya sentuh.

Rasa ikan Mungkuih ini gurih, dan dagingnya yang dari luar terlihat sedikit alot ternyata terasa lembut ketika digigit, padahal digoreng garing. Makanya saya minta dua porsi tambahan lagi untuk dibungkus dan dibawa pulang, karena malamnya saya kembali ke Jakarta.

Kenikmatan makan Ikan Mungkuih ditambah lagi karena lokasi Rumah Makan berada di pinggir Batang Lubuk Minturun, diiringi angin sepoi-sepoi meskipun siang itu sinar Matahari terasa terik, apalagi dari kejauhan terlihat Jembatan Lubuk Minturun.

Lauk dan sayur yang cocok untuk dimakan bersama-sama dengan Ikan Mungkuih, antara lain Jengkol Goreng Balado, Baluik Goreng Balado (Belut), dan Gulai Daun Pucuak Parancih (Daun Singkong) atau Gulai Paku (Pakis).

Ikan Mungkuih yang belum dicabein

Ikan Mungkuih yang belum dicabein

20141207_130219-1-1

Baluik

Baluik Goreng Balado

 

20141207_130020

Gulai Pakis


OLEH-OLEH BANJARMASIN

0
0
udang galah

Udang Galah sebelum dibakar/ goreng, yang ini Rp 50.000/ekor

Sebelum pulang ke Jakarta dari Banjarmasin beberapa waktu yang lalu, saya kaget ketika teman-teman bercerita bahwa mereka sudah memesan Udang Bakar/ Goreng untuk dibawa sebagai oleh-oleh untuk keluarga di Jakarta.

Udang tersebut dipesan di Rumah Makan dengan menu khas Banjar yaitu RM. Cendrawasih Hj. Yati, Jl. Pangeran Samudra, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Rumah makan ini hanya berjarak ±500 m dari tempat saya menginap.

Karena itu, pagi-pagi saya buru-buru datang ke RM. Cendrawasih untuk memesan udang (sebagian dibakar dan sebagian lagi di goreng).

Nanti saya ambil pukul 10 ya… Mba

***

Ada dua rumah makan yang namanya sama (Cendrawasih) dan tempatnya juga bersebelahan. Ketika saya tanya Petugas rumah makan, mengatakan bahwa kedua pemilik restoran bersaudara (adik dan kakak). Ketika orang tua mereka meninggal diwariskanlah tempat ini kepada mereka berdua.

Hasilnya seperti yang kita lihat sekarang, rumah makan tsb terbagi dua, dengan nama yang sama tapi pemiliknya berbeda, meskipun masih satu keluarga.

***

O ya kembali kepada pokok pembahasan yang saya ceritakan yaitu tentang Udang Bakar/ Goreng. Jenis udang yang tersedia biasanya adalah Udang Galah yang banyak dibudidayakan di Kalimantan Selatan. Udang yang dijual di sini berukuran besar dengan dua pilihan harga Rp 50.000 dan Rp 70.000 per ekor.

Cukup mahal memang, padahal dari segi rasa yaaa…. sama saja dengan udang galah yang biasa kita makan.

Di sini juga ada Ikan Patin Bakar/ Goreng, katanya Ikan Patin di sini paling enak, apalagi dengan paduan bumbu khas Banjar dan tambahan kecap, ada juga Pepes Telur Ikan dll.

Karena saya tidak memesan kedua makanan ini, makanya saya tidak tahu berapa harganya.

Patin

Potongan Ikan Patin

Etalasse


LUKISAN KULIT KAYU DARI PAPUA

0
0
wpid-20140404_105241.jpg

Pemilik Rumah merangkap Toko Souvenir

Kalau mau mencari oleh-oleh di Jayapura, pasti kita akan disarankan untuk datang ke pasar sentra oleh-oleh yaitu Pasar Hamadi yang terletak di Jl. Agapura  Atas, Jayapura, Propinsi Papua.

Pasar tradisional ini menjual bermacam-macam cenderamata yang dibuat oleh berbagai suku yang ada di Tanah Papua.

Diantaranya adalah aneka Batik Papua, berbagai bentuk dan ukuran Patung dari Suku Dani, Suku Sentani, Suku Asmat dll , Tifa atau alat musik khas Papua berbentuk gendang dari kayu, Tombak dan Kampak Batu berbagai jenis,  Koteka berbagai ukuran, Noken atau Tas Khas Papua, Asbak yang didesain oleh suku Asmat, maupun Lukisan Kulit Kayu bermacam corak dan ukuran.

Salah satu yang menarik buat saya di Pasar Hamadi adalah Lukisan Kulit Kayu, yaitu lukisan motif khas Papua yang diyulis di atas selembar kuit kayu (menurut orang Papua namanya kayu Khobouw).

Penghasil Lukisan Kulit Kayu terbesar di Papua terdapat di Kampung Asei Besar, Kab. Jayapura yang terletak di sebuah pulau yang penduduknya memiliki tradisi melukis di atas kulit kayu,  baik tua maupun muda, bahkan anak-anak (lengkapnya ada di sini).

Karena keistimewaaan Lukisan Kulit Kayu inilah, maka souvenir ini banyak diminati oleh turis mancanegara.

O ya, rencananya saya hanya membeli 2 lembar Lukisan Kulit Kayu, yang  berukuran kecil (panjang ±50 cm) dan yang satunya lagi berukuran lebih besar (panjang ±1 m), meskipun ada yang lebih besar (panjang ±2 m), tapi yang ini saya belum berminat (kebesaran mau di taruh dimana).

Ternyata yang cocok motifnya (buat saya) di Pasar Hamadi hanya satu yaitu yang berukuran kecil.

***

Dalam perjalanan dari Distrik Abepura, Jayapura menuju Bandar Udara Internasional Sentani, kami mampir ke sebuah rumah yang khusus menjual  souvenir Papua (saya lupa namanya).

Saya juga ketemu dengan pemiliknya…….

Nah, di sinilah saya peroleh Lukisan Kulit Kayu yang ukuran dan coraknya cocok dengan yang saya dambakan.

image

Lukisan Kulit Kayu (ukuran agak besar) yang saya bawa Pulang

Kedua Lukisan Kulit Kayu yang saya bawa, sekarang sudah saya bingkai dan saya gantung di dinding.

wpid-20140404_105233.jpg


BUAH TAMPUI DAN BUAH MATOA

0
0
IMG_2316

Buah Tampui

Dalam perjalanan dari Singkawang menuju Pontanak, Kalimatan Barat, saya melihat banyak penjual buah-buahan di pinggir jalan, tapi buah yang dijual keihatannya tidak biasa.

Karena penasaran saya tanya driver (asal Madura, lahir dan besar di Pontianak) : “Cak, yang dijual itu buah apaan?“.

Buah Tampui Pak, dan yang satu lagi Matoa“, jawabnya.

Buah Tampui sering juga disebut dengan Buah Hutan, karena biasanya lebih suka tumbuh di lingkungan hutan di sekitar Kalimantan, bahkan dari literatur yang saya baca juga terdapat di hutan Sumatera.

Buah Tampui katanya masih kerabat dekat Buah Rambai dan Buah Menteng, mempunyai daging buah yang rasa manis dan asam, kulit buahnya berwarna ‘sawo matang’ dan lebih tebal, mempunyai ukuran yang lebih besar, daging buahnya mirip dengan Buah Manggis  (lengkapnya di sini).

O ya, sebelumnya saya juga melihat ada yang menjual Buah Rambai, tapi saya tidak berminat membelinya, karena sudah biasa melihat buah ini sejak kecil.

***

Untuk buah yang satu lagi adalah Matoa atau Rambutan Papua. Buah ini sudah pernah saya lihat, bahkan pernh pula memakannya.

Enak, mirip dengan rambutan, tapi kulit dagingya lebih lembut, (menurut saya) ada sedikit rasa durian.

Dari namanya, buah ini dapat dipastikan berasal dari Papua, tapi sudah dibudidayakan di daerah-daerha lain, sehingga di Jakarta cukup banyak yang menjual Buah Matoa, walaupun masih di tempat-tempat tertentu.

IMG_2319

Matoa atau Rambutan Papua

 


SUATU MALAM DI CHAMPS ELYSEES

0
0

IMG_9875 Sore itu, sebelum masuk ke hotel saya sudah buat janji dengan sahabat saya, bahwa setelah makan malam nanti kita akan keluar menikmati dinginnya malam sambil berjalan di sepanjang Champs Elysees yang terkenal sebagai “La plus elle avenue du monde” atau jalan terindah di dunia (lengkapnya ada di sini), mulai dari The Arc de Triomphe sampai ke Paris Eye yang hanya berupa garis lurus.

Jam telah menunjukkan pukul setengah 8 malam, tapi yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang juga. Karena sudah tidak sabar, saya telepon ke kamarnya, jawabnya “Maaf Ded, saya capek, ngantukkkk …..”

Gubrak…..!!!

“Bilang kek dari tadi, saya kan buang waktu buat nungguin“, saya berkata dalam hati.

Akhirnya, saya putuskan jalan sendiri saja….

Karena udara di luar cukup dingin, saya terpaksa menggunakan pakaian tebal dengan segala macam atributnya sarung tangan, topi kupluk, syal, dll.

Eeeehhh.. diperjalanan saya berpapasan dengan seorang pria (saya rasa keturunan Arab), orang itu hanya mengenakan celana panjang, bahkan beberapa kancing bajunya sengaja dibuka, sehingga dadanya kelihatan.

Hebat…!!! padahal yang lain juga seperti saya, memakai pakaian tebal, topi kupluk, sarung tangan, syal dll.

IMG_9872

IMG_9873

***

Karena saat itu adalah malam panjang, pedestrian di Champs Elysees menjadi jauh lebih ramai dari yang biasa.

Keluar hotel, saya langsung belok kiri ke arah Paris Eye, hanya sekitar 100m ketemu dengan becak atau taksi velo alias sepeda taksi yang unik.

Kenapa saya katakan unik……

Karena pengendaranya ada di depan, posisinya sedikit mendongak ke atas, dan becaknya dihiasi lampu warna-warni sehingga kelihatan indah dan meriah.

IMG_9892a

Ketika melewati penjual Marron Chauds, saya pikir di udara dingin begini, pasti seru nih makan yang hangat-hangat seperti ini.

Ikutan antri aaaahhhh….!!!

IMG_9880

IMG_9886

Saya teringat sewaktu kecil, suka dengan rebusan biji durian, biji nangka, biji timbul atau kalawi (Bahasa Minang). Kadang-kadang juga bisa dibakar

Di sekitar tempat ini sedang ada “pasar malam” yang diisi oleh pedagang kaki lima di pinggir jalan, tapi tempatnya tertata rapi dengan lampu-lampu yang indah, sehingga sebuah kesenangan tersendiri bisa masuk dan lihat-lihat di sini.

Saya sempat membeli sarung tangan (harganya €10), karena sarung tangan yang saya punya salah satunya (bagian kanan) hilang di toko souvenir siang tadi.

IMG_9884

“Pasar Malam” dan Para Pedagang Kaki Lima (sebelah kiri)

 

Berikutnya, saya melanjutkan perjalanan ke sebuah taman yang dihiasi lampu-lampu cantik. Banyak orang berfoto di sini, mengabadikan moment indah ini, tapi saya hanya bisa manyun meskipun bawa kamera, tidak ada yang bantuin, saya tidak bisa selfie karena tidak punya tongsis alias tongkat narsis, he3….. :)

Akibat gak ada teman, saya batal ke Paris Eye, malas jalan sendiri, kejauhan (1 – 2km lagi), apalagi siangnya saya sudah ke sana. Saya memutuskan untuk balik kanan, saya mau ke The Arc de Triomphe saja.

IMG_9885

Paris Eye (latar belakang atau paling ujung)

 

Agar bisa menaiki The Arc de Triomphe, kita harus menyeberang jalan,  masuk ke lorong bawah tanah, beli karcis, kemudian menaiki tangga untuk mencapai puncaknya.

Di sini  kita bisa melihat Eiffel dari jauh bermandikan cahaya lampu.

Sekali lagi, menyesal saya tidak bisa selfie di sini, karena ga ada yang bantuin foto. Padahal ada suatu tempat (titik tertinggi) yang dirsediakan untuk tempat berfoto dengan latar belakang Eiffel  :(

IMG_9912

IMG_9938

Tempat berfoto di puncak The Arc de Triomphe

 

IMG_9936

IMG_9925

Champs Elysees dari puncak The Arc de Triomphe dengan Latar Belakang Paris Eye

 

IMG_9898

The Arc de Triomphe

 

***

Karena sudah hampir jam 11 malam, dan saya juga sudah kelelahan karena naik turun 280 tangga di The Arc de Trompie, saya berniat untuk kembali ke hotel.

Di perjalanan pulang ke hotel yang hanya berjarak ±300 m dari The Arc de Triomphe, saya menyaksikan (untuk yang kedua kalinya) anak-anak muda (umumnya berkulit gelap, mungkin para imigran) sedang atraksi mendemonstrasikan keahlian gerakan-gerakannya, diiringi musik yang menghentak dari peralatan audio yang mereka bawa.

Saya rasa pk 11 malam adalah batas waktu mereka harus mengakhiri kegiatannya dan penonton memberikan coin dengan senang hati sebagai tanda terima kasih karena dapat hiburan gratis.

Merekapun bubar, penontonpun bubar……

IMG_9948

IMG_9949

Toko-toko di sepanjang Champs Elysees juga sudah mulai tutup.

Dalam beberapa menit sayapun sampai di hotel, sambil selonjor dan meluruskan kaki, lumayan pegal ketika menaiki tangga The Arc de Triomphe barusan.

IMG_9946

PS : Champs Elysees adalah salah satu kawasan yang disarankan oleh Kedutaan Besar RI di Perancis, untuk dihindari sementara ini oleh WNI, akibat Peristiwa Penembakan di Kantor Majalah Charlie Hebdo baru-baru ini.


Viewing all 423 articles
Browse latest View live




Latest Images

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

HANGAD

HANGAD

MAKAKAALAM

MAKAKAALAM

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Vimeo 10.6.1 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.1 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.0 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.0 by Vimeo.com, Inc.

Re:

Re:

Re:

Re: